

Eko Priyo Agus Nugroho, Harapan Baru Pendidikan Sleman
/ Inspirasi
Sosok ustaz, dai, sekaligus aktivis ini berkomitmen pada pemerataan mutu pendidikan.
Penampilannya selalu sederhana, namun berwibawa. Kerap hadir dengan pakaian rapi, wajah tenang, dan sikap yang rendah hati, sosok Eko Priyo Agus Nugroho, akrab dipanggil Eko PAN, mungkin tidak banyak menonjol di keramaian. Namun, di balik ketenangannya, ia menyimpan semangat besar yang mengalir deras dalam setiap langkah pengabdiannya di dunia pendidikan dan dakwah.
Sehari-hari, Eko PAN menjalani aktivitas ganda. Ia bekerja sebagai Humas sekaligus Ustaz di Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School (PPM MBS) Yogyakarta.
Karier pendidikan Eko PAN di PPM MBS Yogyakarta dimulai ketika ia diangkat menjadi Kepala Sekolah SD MBS Yogyakarta pada tahun 2014. Selama delapan tahun kepemimpinannya, sekolah yang awalnya hanya memiliki beberapa rombongan belajar (rombel), berkembang pesat menjadi 23 rombel dengan jumlah murid yang terus bertambah setiap tahunnya. Bukan hanya dari Prambanan, murid-murid datang dari berbagai daerah di Yogyakarta dan sekitarnya.
Pertumbuhan itu bukan sekadar angka, melainkan bukti nyata kepemimpinan dan ketekunan seorang Eko PAN. Ia tidak hanya memimpin dengan strategi manajerial, tetapi juga menghadirkan keteladanan. Bagi guru dan siswa, Eko PAN bukan hanya Kepala Sekolah, tetapi juga seorang motivator dan pembimbing spiritual. Dalam setiap kesempatan, ia menekankan pentingnya disiplin waktu, komitmen, dan niat ikhlas dalam mendidik.
“Dengan disiplin waktu dan komitmen, saya percaya bisa memberi kontribusi optimal di keduanya, demi tujuan yang sama; memajukan pendidikan,” ujarnya suatu ketika, menegaskan prinsip yang selalu ia pegang.
Di luar lingkup sekolah, Eko PAN juga dikenal luas sebagai dai. Ia sering kali hadir di tengah masyarakat, mengisi pengajian, menyampaikan tausiyah, atau memberi motivasi kepada jamaah, siswa, maupun guru. Kesibukan dakwah ini membuat namanya semakin dikenal, khususnya di lingkungan Muhammadiyah.
Tak heran bila kemudian berbagai amanah organisasi pun dipercayakan kepadanya. Saat ini, ia tercatat aktif di berbagai struktur penting, antara lain sebagai pengurus BPO KOKAM Nasional UF Bina Mental, Wakil Ketua Bidang Infrastruktur & Perhubungan PWPM DIY, anggota MPKSDI PWM DIY, Wakil Ketua Bidang Organisasi PDPM Sleman, serta Wakil Ketua MPKSDI PDM Sleman.
Rekam jejak panjang tersebut membuat pimpinan Muhammadiyah di Sleman yakin bahwa kapasitas dan integritas Eko PAN layak dihadirkan di Dewan Pendidikan. Kehadirannya diharapkan mampu menjadi penghubung sekaligus penggerak, agar dunia pendidikan di Sleman semakin maju dan berdaya saing.
Dedikasi Pemerataan Mutu Pendidikan
Kini, amanah baru datang menghampiri Eko PAN. Ia dipercaya menjadi salah satu pengurus Dewan Pendidikan Kabupaten Sleman. Sebuah ruang pengabdian yang lebih luas, di mana pengalamannya sebagai pendidik, dai, dan aktivis diharapkan memberi warna baru bagi arah kebijakan pendidikan di Sleman.
Dewan Pendidikan memiliki peran strategis sebagaimana diamanatkan dalam Permendiknas Nomor 044/U/2002, yaitu memberi masukan, pertimbangan, serta dukungan kebijakan kepada pemerintah daerah dalam bidang pendidikan. Meski tidak bersentuhan langsung dengan urusan teknis, lembaga ini menjadi simpul penting yang menjembatani kepentingan masyarakat, sekolah, dan pemerintah.
Eko PAN melihat ruang tersebut sebagai ladang pengabdian yang sangat luas. Ia menyadari bahwa tantangan pendidikan di Sleman bukan hanya soal akses, tetapi juga pemerataan mutu. Di satu sisi, ada sekolah-sekolah dengan fasilitas dan kualitas unggul, sedangkan di sisi lain, masih ada yang tertinggal. Kesenjangan itulah yang hendak ia jawab dengan keterlibatannya di Dewan Pendidikan.
Menurutnya, ada tiga hal yang harus dijaga oleh Dewan Pendidikan Sleman. Pertama, menjadi jembatan yang menghubungkan sekolah, masyarakat, dan pemerintah daerah. Kedua, mendorong pemerataan akses dan mutu pendidikan agar setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang. Ketiga, memastikan kebijakan dan anggaran pendidikan benar-benar menyentuh kebutuhan nyata di lapangan.
“Berada di Dewan Pendidikan bukan sekadar posisi, melainkan amanah pengabdian. Semoga kehadiran saya bisa memberi manfaat, sekecil apa pun. Khairunnas anfauhum linnas. Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain,” tandasnya dengan penuh keyakinan.
Dalam periode kepengurusan 2025-2030, Eko PAN dipercaya sebagai Koordinator Bidang Kajian Riset dan Forum Ilmiah. Bidang yang penting, karena di sinilah arah kebijakan pendidikan bisa dirumuskan berdasarkan riset dan kajian ilmiah yang mendalam, bukan sekadar opini.
Harapannya sederhana, namun sarat makna. Dewan Pendidikan harus menjadi ‘rumah bersama’ bagi seluruh aspirasi masyarakat pendidikan di Sleman. Lembaga tersebut hadir bukan hanya sebagai simbol formalitas, tetapi benar-benar menjadi mitra strategis bagi semua pihak, baik Pemerintah Daerah, sekolah, guru, orang tua, hingga masyarakat luas.
“Harapan besar saya adalah agar Dewan Pendidikan menjadi motor penggerak perubahan, penjaga mutu, sekaligus jembatan aspirasi. Dengan begitu, pendidikan kita tidak hanya maju dan merata, tetapi juga memberi manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat,” ungkapnya bersemangat.
Dari ruang kelas hingga ruang kebijakan, serta dari podium pengajian hingga forum resmi organisasi, jejak langkah Eko PAN selalu berpijak pada satu hal; pengabdian. Ia percaya, pendidikan adalah jalan utama untuk memajukan masyarakat, dan pengabdian adalah kunci agar setiap langkahnya bernilai ibadah.
Sekarang, dengan amanah baru di Dewan Pendidikan Sleman, ia melangkah dengan optimisme. Tugas besar menantinya, tetapi keyakinannya tetap teguh bahwa sebaik-baik manusia adalah yang memberi manfaat bagi sesamanya.
Editor: Astama Izqi Winata